Pengikut

Minggu, 08 Juli 2018

REGRESI BERGANDA

REKAYASA NILAI (VALUE ENGINEERING)

2.1  Pendahuluan
Rekayasa Nilai (Value Engineering) adalah salah satu teknik untukmengendalikan biaya yang memiliki potensi keberhasilan cukup besar, dengan menggunakan pendekatan analisa nilai terhadap fungsinya. Dilakukan dengan cara menekankan pengurangan biaya sejauh mungkin dengan tetap mempertahankan tingkat kualitas dan ketahanan sesuai yang diharapkan (Soeharto, 1995).
Rekayasa nilai secara umum  adalah kegiatan yang menyangkut usaha optimalisasi kualitas ataupun kuantitas penggunaan material dalam kegiatan proyek konstruksi. Dengan kata lain, rekayasa nilai adalah suatu usaha agar tujuan proyek konstruksi dapat diwujudkan dengan biaya yang paling murah, metode pelaksanaan yang mudah, dan dalam waktu yang singkat. Kajian rekayasa nilai dapat dilakukan oleh perencana bersama pelaksana pekerjaan untuk meneliti peluang penghematan biaya tanpa mengurangi kinerja konstruksi keseluruhan, yang tentunya akan menguntungkan semua pihak yang terlibat.

2.2  Value engineering ( rekayasa nilai )
 2.2.1  Definisi Rekayasa Nilai
Rekayasa nilai mempunyai beberapa definisi antara lain:
1.    Dari Society of American Value Engineers, definisi rekayasa nilai adalah usaha yang terorganisasi secara sistematis dan mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik mengidentifikasi fungsi produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang terendah (paling ekonomis).
2.    Rekayasa Nilai ( Value Engineering ) adalah suatu teknik dalam merencanakan suatu produk dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan biaya – biaya yang tidak perlu tanpa mengorbankan kualitas produk. (Ali Basyah Siregar dkk, 1987).



2.2.2  Tujuan Rekayasa Nilai
Menurut soeharto 1995, Tujuan rekayasa nilai adalah membedakan dan memisahkan antara yang diperlukan dan tidak diperlukan dimana dapat dikembangkan alternatif yang memenuhi keperluan ( dan meninggalkan yang tidak perlu ) dengan biaya terendah tetapi kinerjanya tetap sama atau bahkan lebih baik. Diharapkan dari penerapan teknik nilai tersebut diperoleh penghematan diantaranya :
1.  Penghematan biaya,
2.  Penghematan waktu,
3.  Penghematan bahan, Dengan memperhatikan aspek kualitas dari produk jadi.
2.2.3  Pengertian Nilai ( Value )
Menurut Ali Basyah Siregar dkk,1987. Pengertian nilai dapat dibedakan atas :
a.    Nilai bagi pemakai produk ( konsumen ) dan
b.    Nilai bagi pembuat produk ( produsen )
Nilai bagi konsumen merupakan ukuran sampai sejauh mana pemakai bersedia mengorbankan sesuatu untuk memiliki suatu produk. Sedangkan nilai bagi produsen menunjukkan pengorbanan produsen dalam menawarkan suatu produk kepada konsumennya. Pengertian nilai masih dapat dibedakan lagi menjadi :
a.    Nilai kegunaan : menyatakan tingkat kegunaan dan pelayanan yang dapat diberikan oleh suatu produk.
b.    Nilai prestise : nilai yang mengaitkan suatu produk dengan image yang menyebabkan daya tarik untuk memilikinya.
c.    Nilai tukar : merupakan ukuran pengorbanan finansial yang diberikan konsumen untuk dapat memiliki suatu produk.
d.   Nilai biaya : merupakan hasil penjumlahan dari biaya – biaya seperti bahan, tenaga, biaya tak langsung, dan biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat produk tersebut.
2.2.4  Biaya
Menurut Ali Basyah Siregar dkk,1987 Biaya (cost) adalah jumlah semua usaha dan pengeluaran yang dilakukandalam mengembangkan, memproduksi dan mengaplikasikan produk. Produsen selalu memikirkan akibat dari adanya biaya terhadap kualitas, ketahanan, dan pemeliharaan karena akan berpengaruh pada biaya bagi pemakai. Biaya adalah sesuatu yang harus diberikan atau didahulukan (diberikan pada awal) untuk mendapatkan barang dan atau jasa. Biaya adalah sesuatu yang harus dibayarkan oleh pembeli dan biasanya berupa sejumlah uang Biaya terbesar (yang sering mengandung biaya tak perlu) antara lain biaya :
a.    Material, secara singkat adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli material seperti berupa kayu, besi, baja, batu, pasir dan sebagainya, serta instrumen atau bagian-bagian lain yang siap dipakai.
b.    Tenaga kerja, adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya tenaga kerja diperhitungkan terhadap waktu kerja.
c.    Overhead, terdiri dari macam-macam elemen, seperti pembebanan bagi.operasi perusahaan misalnya pemasaran, kompensasi pimpinan, sewa kantor, termasuk pajak, asuransi, administrasi.
2.2.5        Fungsi
Menurut Crum (1971), Fungsi adalah apa saja yang dapat diberikan atau dilakukan oleh suatu produk yang dapat digunakan untuk bekerja. Fungsi tak perlu adalah apa saja yang diberikan dan tidak mempunyai nilai kegunaan, nilai tambah, nilai tukar atau nilai estetika.
Hubungan antara nilai, biaya dan fungsi dapat dijabarkan dengan rumus Berikut:
Bagi produsen:                                                                   
                       NILAI = FUNGSI/BIAYA                                                                     
   Bagi konsumen:  
                       NILAI = MANFAAT/BIAYA           
Dari rumus tersebut di atas, maka nilai dapat ditingkatkan dengan cara berikut:
1.         Meningkatkan fungsi atau manfaat tanpa menambah biaya.
2.         Mengurangi biaya dengan mempertahankan fungsi atau manfaat.
3.         Kombinasi dari keduanya.
Hubungan antara nilai, kualitas dan kehandalan. Pengurangan biaya asli tidak boleh mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat mutu dan kehandalan produk. Mutu dan kehandalan yang terlalu tinggi di luar kebutuhan konsumen sama dengan pemborosan biaya produksi dan penggunaan material yang berlebihan. Tetapi biaya terendah bukan berarti nilai terbaik, karena pada suatu keadaan, biaya terendah akan menunjukkan nilai yang terburuk. 

2.3 Matrix Kelayakan
Suatu alternatif yang memenuhi kriteria kelayakan dinilai sesuai dengan kriteria yang ada dan dirangking. Alternatif yang mendapatkan penilaian terbesar dianalisa lebih lanjut, sedangkan yang tidak memenuhi ditinggalkan.
Perhitungan matrix kelayakan bertujuan untuk mrngetahui tingkat kelayakan dan menyeleksi alternatif-alternatif yang telah dihasilkan pada tahap kreatif berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.  Penilaian dilakukan dengan memberi skor (nilai) antara 1 sampai 10  dengan nilai 10 adalah untuk kondisi yang paling sesuai ddengan keinginan dan kriteria perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA

Soeharto,  I.  1995,  Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional, Erlangga.
Crum, L. W., DFC, CEng, FRAes, Value engineering: The Organised Search for Value, 1971.

Manajemen, Ali Basyah Siregar dan Tma Ari Samadhi, 1987.